Jumat, 16 Desember 2011

BANYUBIRU

BAB II
PEMBAHASAN
KEBUDAYAAN DAERAH BANYUBIRU

A. Letak Geografis Banyubiru
Banyubiru adalah suatu daerah yaitu sebuah kecamatan di kabupaten Semarang, tepatnya di jawa tengah. Letak banyubiru sangat strategis karena berada di dekat danau Rawa Pening, yang mana danau itu akan mempengaruhi kebudayaan yang berada di daerah banyubiru dan masyarakat sekitarnya.
Di banyubiru juga terdapat beberapa tempat pariwisata diantaranya adalah Bukit Cinta yang mana di tempat itu bisa menikmati kesejukan di pinggiran danau Rawa Pening dan bisa berlayar menggunakan prahu kecil untuk berjalan-jalan dan bersantai bersama keluarga dan sanak Famili.
Letak danau Rawa Pening sangat indah karena di kelilingi oleh beberapa gunung yang menjulang tinggi, di antaranya adalah gunung Gajah, Gunung Potro, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan diwarnai dengan kesejukan udara yang segar seperti udara pagi yang ada di kota malang ini.
Tempat wisata yang menarik selain Danau Rawa Pening adalah Pemandian Muncul, Bukit Cinta, Air terjun Curug Bolodewo, dan Candi yang merupakan makam Brawijaya.
Banyubiru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Mata Pencaharian penduduk setempat adalah berkebun/tegalan di daerah perbukitan, pertanian sawah di kaki bukit dan nelayan di daerah pinggiran Danau Rawa Pening.
Banyubiru terletak pada koordinat 7°17'36"S 110°24'15"E (kantor kecamatan). Secara geografis tersusun atas pegunungan di sebelah selatan dan Danau Rawa Pening di bagian Timur Laut. Untuk menuju ke Banyubiru ada 2 pintu utama yaitu dari Ambarawa dan Salatiga. Selain itu ada juga jalan tembus dari arah Magelang melalui Kecamatan Jambu.





B. kebudayaan Masyarakat Banyubiru
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan duniamakna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan masyarakat banyubiru hampir sama dengan kebudayaan orang Semarang dan sekitarnya, dari segi adat kebiasaan, kehidupan sosial dan sistem perekonomian yang bersifat tradisional dan berciri.
Seperti yang telah kami jelaskan bahwa kebanyakan warga bermata pencaharian sebagai petani, berkebun atau tegalan dan nelayan pencari ikan di Danau Rawa pening.
Sedangkan kebudayaan adat yang membudidaya di daerah semarang dan sekitarnya termasuk banyubiru adalah :
1. Dugeran / Jidoran
Duderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa dan di lakuakan 1 hari sebelum hari raya idul fitri dan idul adha. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
2. Sedekah Bumi
Sedekah bumi adalah ritual yang di laksanakan ketika setengah bulan sebelum datangnya bulan ramadlon, ritual ini di lakukan di dalam masjid dan di akhiri dengan makan bersama atau pampongan.
Dan setelah acara do’a bersama selesai, kepala desa mengkoordinir seluruh warganya untuk bersama menuju pemakaman desa untuk bersama-sama membersihkan makam para leluhur dari keluarga dan para tokoh yang berpengaruh di desa.
Sedekah bumi, sebuah ritual yang biasanya di lakukan oleh masyarakat jawa, kalau dipekalongan tradisi ini dilakukan di wulan legeno, di tempat lain aku tidak begitu paham. Bila di artikan secara gamblang, sedekah bumi berarti menyedekahi bumi atau niat bersedekah untuk kesejahteraan bumi. Bersedekah adalah hal yang sangat di anjurkan, selain sebagai bentuk dari ucapan syukur atas segala nikmat yang telah di berikan Allah, bersedakah juga dapat menjauhkan diri dari sifat kikir dan dapat pula menjauhkan diri dari bala' dan musibah.
Allah swt akan menambah nikmat kepada hambanya yang mau bersyukur, begitu juga adzab dan siksa-Nya sangatlah pedih bagi para hamba yang kufur.

Melihat dari semua itu, sungguh sangat perlu dan bermanfaat dari ritual ber sedekah bumi. Bumi yang hakikatnya sebagai tempat hidup dan bertahan hidup bagi semua makhluk yang ada didalamnya, sudah selayaknya kita sebagai manusia yang sejatinya adalah khalifah atau pemimpin di muka bumi ikut menjaga dan mendo'akan agar keselamatan dan kesejahteraannya terjaga. Bila bumi sejahtera, tanah subur, tentram, tidak ada musibah, maka kehidupan di bumi pun akan terjaga dan manusia pun pada akhirnya yang memetik dan menikmati kesejahteraan itu.
Serakah, sombong, kikir, sewenang-wenang dan sifat buruk lainnya adalah hal yang tidak dapat di pisahkan dalam diri manusia, dari ulah manusia bumi dapat binasa dan dari ulah manusia pula bumi dapat terjaga kelestariaannya
3. Nisfu Sya’ban
Malam nisfu sya’ban adalah ritual membaca do’a agar malaikat menghapus catatan amal perbuatan kita karena di yakini bahwa pada malam itu adalah malam di mana malaikat pencatat amal menutup buku dan menggantinya dengan buku yang baru.
Nisfu Sya'ban berasal dari kata Nisfu (bahasa Arab) yang berarti separuh atau pertengahan, Sya'ban adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Islam. Dengan demikian nisfu sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Setelah pembacaan Surat Yaasiin biasanya diteruskan dengan salat Awwabin atau salat tasbih. Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan ceramah agama atau langsung makan-makan.
Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya' Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali.


4. Padusan
Padusan adalah ritual membersihakn diri yaitu dengan mandi taubat sehari sebelum datangnya bulan suci bulan ramadlon, biasanya ritual ini di lakukan secara bersama di sungai.
Padusan merupakan bahasa jawa dari kata “adus” yang berarti mandi, dalam tradisi di solo dan sekitarnya ada banyak sekali tempat yang dikunjungi untuk melakuakan tradisi mandi pada sebuah pemandian atau pada suatu sumber mata air.
Namun, arti dari padusan itu sendiri bukanlah hanya mandi saja, ada nilai yang terlupakan dari sebuah tradisi “Padusan”. Maksud dari padusan adalah sebuah persiapan bagi pribadi-pribadi manusia untuk memasuki suatu bulan yang diberkahi dengan membersihkan diri dari sifat-sifat yang buruk, sehingga nanti dalam memasuki bulan ramadhan kita semua sudah siap lahir bathin.
Tujuan puasa di bulan ramadhan itu sendiri adalah untuk menemukan jati diri kita yang sebenarnya, untuk itulah dalam puasa kita dilarang untuk makan, minum, dan sebagainya sesuai dengan yang dianjurkan. Kita diminta berpuasa untuk mengenali diri kita yang sebenarnya, mana yang itu tubuh, mana itu diri kita yang sejati. Kalau kita berpuasa, maka yang diaktifkan harusnya kesadaran tertinggi, agar kejiawaan kita selalu mencapai jiwa yang berserah diri, jiwa yang tenang. Untuk mencapai jiwa yang tenang inilah, puasa itu dilakukan, agar kesadaran tertinggi kita tidak terbawa oleh kesadaran lahiriah saja, tapi mencapai kesadaran ruhaniah atau supra sadar. Sehingga kita akan mencapai kemenangan setelah kita berpuasa, menang dalam artian kita harusnya mengenal siapa diri ini yang sejati
5. Pasar kembang
Pasar kembang adalah pasar yang di hiasi dan penuh dengan penjualan bunga-bunga dan para warga berbondong-bondong menuju pasar untuk membeli bunga sebagai hadiah dan memperindah atau memberi bunga di atas makam keluarga
6. Suroan
Suroan adalah kegiatan yang di laksanakan pada malam satu suro atau pergantian tahun jawa, di daerah banyu biru malam satu suro di awali dengan do’a akhir tahun dan awal tahun, dan setelah malam tiba di adakan Wayangan sampai pagi tiba dan pada hari ini adalah hari pesta para warga sekitar untuk merayakan datang tahun baru, dan hari ini lebih ramai dari pada hari raya idul fitri ataupun idul adha.


7. Grebeg maulid
Biasanya di laksanakan pada bulan mulud (jawa) untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan prosesi pelasanaanya adalah selama dua belas hari warag bersama-sama berkumpul di masjid untuk bersolawat selama dua belas hari dan tibanya hari kelahiran nabi Muhammad di rayakan dengan mengadakan pengajian akbar yang mendatangkan para da’i terkenal dari luar daerah.
8. Malam Rabu Wekasan
Malamrabu wekasan adalah malam rabu di akhir bulan suro, acara ini di lakukan bersama di masjid dengen berdoa bersama-sama karena di hari itu adalah haru di turunkannya bala’ atau musibahatau penyakit, dan setelah warga pulang kerumah di haruskan semua warga menutup makanannya agar tidak terjatuhi penyakit.
Di atas merupakan beberapa kebudayaan di daerah banyubiru yang hampir sama dengan kebudayaan islam jawa di tempat lain.

C. Ciri yang khas di daerah Banyubiru
Ciri khas yang menonjol di antaranya adalah :
1. Sesaji rewanda
Ritus sesaji rewanda ini dilaksanakan setiap tanggal 3 syawal oleh warga. Acara ini diawali karnaval dari halaman masjid menuju Goa Kreo. Arak – arakan Karnaval terdiri dari Manggoloydo, Pembwa Spanduk, Pembawa Umbul – umbul 4 warna ( merah, putih, kuning, hitam ), pembawa bunga manggar, pembawa kayu jati, para santri, pembawa tumpeng sesaji, pager ayu, pager bagus dan para penari gado-gado Semarangan. Sampai di halaman Goa Kreo diadakan penyerahan tumpeng sesaji yang dilaksanakan oleh juru kunci kepada rewanda baik yang masih hidup maupun yang sudah mati ( leluhur/roh ), kemudian para santri naik ke puncak untuk tahlil dan berdoa bersama memhon kepda Tuhan YME agar para karyawan, masyrakat talon kacang, dan para pengunjung diberkahi keselamatan, panjang umur dan rejeki yang halal.
2. Ba’do gablok
Upacara ini merupakan upacara tradisional di bulan Syawal pada hari jatuhnya ba”da kupat yaitu tanggal 6 Syawal. Upacara ini dilakukan untuk memohon berkah dan keselamatan Yang Maha Kuasa dengan membawa berbagai sesaji khususnya gablog yaitu ketupat nasi yang besar. Sesaji yang dibawa oleh masing-masing penduduk dikumpulkan jadi satu dan kemudian diadakan doa bersama. Setelah doa bersama tersebut sesaji disantap bersama-sama.

D. Corak Kehidupan Masyarakat Banyubiru
Perkembanagan dunia atau lebih familier dengan istilah globalisasi atau era modern ini sedikit mempengaruhi kehidupan tradisional masyarakat dan pembangunan yang berkembang pesat sangat berpengaruh diantaranya adalah perkembangan atau pembangunan tempat pariwisata.
Salah satu obyek wisata di Kabupaten Semarang adalah Pemandian Muncul yang terletak di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru. Lokasi obyek wisata ini sangat strategis, yaitu terletak di dekat jalur jalan raya Semarang-Yogyakarta, sehingga memudahkan akses wisatawan yang ingin berkunjung ke sana. Pemandian Muncul adalah obyek wisata pemandian dengan sumber air alam yang cukup menarik dimana mata airnya muncul dari dasar kolam.
Setiap tahun di obyek wisata Pemandian Muncul diadakan ritual padusan. Ritual padusan merupakan ritual membersihkan diri secara lahiriah yang dilaksanakan menjelang bulan puasa. Ritual tersebut diikuti berbagai lapisan masyarakat, baik yang tinggal di Banyubiru maupun yang tinggal di luar Banyubiru, seperti Ambarawa, Salatiga, Ungaran, bahkan Semarang. Dengan adanya ritual padusan mengakibatkan meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata Pemandian Muncul pada saat menjelang Bulan Puasa.
Pembangun tempat tempat pariwisata menyebabkan pertumbuhan perekonomian warga sekitar menjadi pesat dan lebih menuju masyarakat kota, akan tetapi masyarakat masih berpegang teguh dan menjalankan tradisi yang sudah mendarah daging di dalam hati mereka.
Pada intinya corak kehidupan masyarakat Banyubiru masih bersifat tradisional mulai dari segi kehidupan sosial, perekonomian, dan sifat-sifat mereka yang bercirikan masyarakat tradisional
Judul: BANYUBIRU; Ditulis oleh Gemak Singo; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar